Senin, 25 April 2016

Keraguan hati




            Banyak teman-teman saya bilang kalo saya ini kebanyakan pertimbangan, bahkan ada yang sampek bilang .” apa harus cewek yang ngelamar kamu? “ ha ha. Pengen rasanya ngebales dengan mengatakan bahwa Sayyidah Khodijah wanita cantik kaya raya dengan karir yang gilang gemilang saja melamar nabi duluan karena dia yakin bahwa nabi Muhammad bisa membuatnya bahagia. Terbukti hal itu meninggalkan bekas yang mendalam bagi nabi. Di beberapa riwayat meski tak diceritakan secara rinci, Sayyidah Aisyah istri nabi yang diriwayatkan paling cantik  sampai sedikit cemburu karena nabi masih terkenang dengan Sayyidah Khadijah, seorang wanita yang rela menanggalkan semua sisi kewanitaan dengan kepasrahan total  untuk membuktikan cinta, padahal Sayyidah Khadijah sudah lama berpulang. Hai girl,  kalo  yakin cowok yang kalian taksir adalah yang terbaik jangan ragu ragu untuk maju duluan heu heu.  Tentu saja saya tak berani menjawab itu  pada cewek-cewek masa kini karena pasti bakal terjadi perdebatan panjang. Dan sudah jadi rahasia umum kalo debat sama cewek itu repot, Panjang berliku. Paling saya akan dikatain. “Emang kamu sekualitas nabi apa? Ngaca!”   ha ha, saya emang jarang ngaca.

            Yup di usia saya sekarang, apalagi belakangan ini, seruan-seruan untuk sholat eh nikah, semakin deras mengalir ngalah-ngalahin derasnya arus sungai brantas. Bukan hanya datang ke pernikahan teman saja yang jadi angker, ke undangan tahlilan, pergi ke warung beli sabun atau, beli mie instan, atau kemanapun   single seperti saya  kerap kali  jadi korban Bully. Dan saya yakin semua yang belum nikah pasti ngalamin. 

“Ah percuma pulang bawa berkat nggak ada yang nyambut,” 
“Makannya buruan nikah biar ada yang masakin, masak makan mie instan mulu”
“Hmm, beli sabun lagi, perasaan baru kemarin deh, kok cepet banget habisnya, jangan-jangan he he ”  yang terakhit ini yang paling  bikin kesel pengen banget rasanya  teriak. “HEH NGGAK SEMUA SINGLE ITU, KAYAK KAMU WAKTU SINGLE!” Tapi saya mencoba berpikir positif  saja, kalo semua ledekan itu adalah bentuk dari kepedulian dan sarana balas dendam karena dulu mereka juga diperlakukan seperti itu waktu masih single, untuk itu saya bertekad bila udah nggak single lagi, saya tidak akan melakukan hal-hal seperti contoh di atas, saya akan cari cara lain yang lebih kejam he he.

            Sebenarnya saya pernah dekat dengan beberapa cewek yang berujung pada sebuah pesta pernikahan dimana saya hadir disitu sebagai tamu undangan jleb. Ha ha. Banyak yang menyangka saya mundur teratur dari beberapa mantan di karenakan saya minder, karena kebetulan beberapa mantan saya punya latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik dari saya.  entah itu disebuat minder atau apa  saya juga nggak tau.tapi saya lebih senang menyebutnya mengukur diri. 

            Dalam semua hubungan pastinya kita akan ngobrol, dan dari ngobrol itulah kita bisa tau, karakter dan sifat dan apa yang diinginkan seseorang yang sedang dekat dengan kita. Dan dalam beberapa hikayat cinta yang saya alami, cewek-cewek yang pernah singgah di hati  adalah gadis dengan mimpi yang besar, dan mimpi itu akan sulit terwujud bila dia masih bersama saya.  Yup sebelum membahas lebih jauh, saya ingin memperkenalkan diri  dulu, saya adalah cowok yang hidup di desa kecil di Malang Selatan jauh dari kebisingan. Saat bapak saya meninggal dulu, saya berjanji pada diri sendiri untuk tetap tinggal menjaga ibu yang semenjak bapak pergi beliau sakit sakitan. walaupun untuk itu,  saya harus merelakan beberapa mimpi saya. masih segar diingatan saat kakak saya berusaha menembus kemacetan kota malang menuju rumah sakit. Saat itu saya duduk di kursi belakang sambil memegang leher ibu saya yang Koma  memastikan beliau masih bernafas. Dan untunglah kami datang tepat waktu dan ibu  bisa terselamatkan. 

Peristiwa itu cukup berbekas dan membuat saya jadi takut bepergian jauh dalam waktu yang lama dari rumah, mengingat kondisi ibu bisa kapan saja mengalami hal serupa.  Mereka, orang dekat dengan saya (dibaca mantan.) tentu saja akan sulit menggapai mimpinya bila harus tinggal di desa menemani saya. saya tak pernah membahas masalah  itu saat bersama mereka,  Dalam kondisi seperti itu,  mencari alasan berpisah yang bisa diterima dan tetap menjadi teman adalah hal yang paling sulit dan rumit. Gebleknya saya sering terjebak dengan masalah yang sama. Entah harus bersyukur atau berduka belakangan saya mulai terbiasa melepas dari pada mencari solusi dan bicara.  Ampun dj.

Yah urusan bahagia tau tidak memang sebuah misteri.  Takkan tau bila belum dijalani. Dan saya sadar sebuah hubungan nggak akan semulus paha member jkt48,  masalah-masalah akan muncul bila bisa melaluinya, itu akan membuat makin dekat, kuat dan hangat. Tapi tetap saja, saya selalu ragu untuk jujut. saya takut dengan jawaban mereka. Entah kenapa saya takut mereka akan melakukan kepasrahan total dengan memilih mengubur mimpi mereka dan menemani saya.  dari percakapan yang kami lakukan selama ini saya tau persis betapa jalan yang mereka tempuh tidaklah mudah dan saat mereka sudah hampir atau sudah  meraih apa yang mereka usahakan. Mana tega saya meminta mereka untuk meninggalkannya. Saya selalu  takut mereka menyesal, tak bahagia dan perlahan jadi membenci saya. Atau mungkin semua ini hanya alasan yang saya buat-buat karena saya sebenarnya ragu dan tak  yakin dengan apa yang saya jalani bersamanya. Entahlah…

            Karena enggan untuk kembali ragu,  dan terjebak dalam situasi rumit. saat teman atau keluarga mencoba mengenalkan seseorang. Saya menghindar untuk bicara atau ngobrol dengan yang  bersangkutan. Saya selalu bilang kalo dia mau tau tentang saya, saya akan kirimkan apa yang ingin dia ketahui tentang saya lewat email, tanpa harus bertemu. Ada yang bilang lha kalo nggak ketemu ntar nyesel ternyata nggak sesuai harapan, wajahnya nggak sesuai kriteria. Saya biasanya  menjawab  Kalo memang jodoh, biarlah saya menatap wajahnya, mengenalnya  dan belajar membuatnya bahagia setelah  akad nikah saja. Apapun itu akan saya terima sebagai bagian dari takdir yang harus saya jalani.  Dan sayang sekali jarang yang bersedia dengan proses itu. rata rata ingin ketemu. Dan bila sudah begitu kita akan bicara dan ngobrol, dan saya akan kembali ragu…. Eh kok jadi galau ya tulisannya he he 

 Untuk kalian yang dulu menggangap saya kejam…..  

Malang, 24 April 2016
Denaser

Jumat, 15 April 2016

sebuah renungan



Sebuah renungan.
            Hari ini saya ketemu saya teman lama, saat takziah. Cukup lama kami nggak ketemu, terakhir ketemu beberapa bulan yang lalu saat dia barusan dapat proyek besar dan nraktir saya makan.  Dia langsung tersenyum saat liat saya berjalan mendekatinya. Setelah ngobrol-ngobrol nanya pekerjaan dan kabar, dia yang memang terlihat agak lemas pun bercerita kalo sedang puasa sunnah. Ha ha. Jujur sempat nggak percaya saja saya mendengarnya. Orang bulan puasa ramadhan kemarin aja dia masih bolong-bolong
Tanpa diminta dia mulai bercerita kalo dia puasa gara-gara ikut istrinya yang di rumah. Dia juga bercerita sering diguyur air sama istrinya kalo subuh di suruh sholat. Dan kalo temen saya ini mau ngamuk-ngamuk abis diguyur. Istrinya selalu bilang “ Salahnya, aku ngajak untuk berbuat baik,” temen saya pun langsung terdiam dan mesti agak-agak dongkol dia pun sholat shubuh. Yang bikin leleh sang istri minta dia jadi imam, apalagi saat dengar sitrinya bilang amin di belakang pas sholat. (pengen) Ha ha. Benar-benar nggak nyangka istrinya yang setau saya lemah lembut bisa menaklukkan temen saya yang sangar ini.
Saat asyik ngobrol hape temen saya bunyi, ada telpon masuk dari istrinya. Hmm apa dia ngerasanya kalo lagi diomongin. Beberapa menit percakapan kami pun terhenti.  
kami  kembali ngobrol setelah dia selesai nelpon.  dia lagi-lagi bercerita soal istrinya sering ngecek kemana teman saya ini pergi, alasannya takut teman saya ini ikut-ikutan terbawa arus. Yah tempat tinggal teman saya memang rawan, masyarakatnya parah. Minuman keras, perselingkuhan, bahkan swinger nyata terjadi di sekitarnya. Anehnya istrinya nggak pernah komplain kalo temen saya ini pergi sama saya, kemanapun pasti di izinin. Agak geli saja saya dengernya, karena biar bagaimanapun saya dan teman saya ini pernah bandel juga dan dia bandel juga saya yang ngajarin. Pernah di masa lalu dia hampir melakukan dosa besar gara-gara petunjuk saya. untung istrinya nggak tau, bisa-bisa saya diblacklist  ha ha.
Perubahan teman saya menjadi pribadi yang lebih baik,  memberikan sebuah pelajaran bagi saya, bahwa terkadang pribadi yang baik berjodoh dengan pribadi yang tak baik. Tujuannya jelas, untuk merubah pribadi yang tak baik untuk jadi baik. Saya juga jadi teringat ada seorang guru ngaji di sebuah desa terpencil di kota malang selatan 9keberulan saya kenal orangnya.), dulunya  sang guru itu merelakan dirinya menikahi seorang wanita yang hamil di luar nikah oleh orang lain dengan alasan kasihan dsan menutup aib. Dan tentu saja pernikahan mereka berjalan rumit karena bukan hanya si istri yang punya perilaku buruk tapi juga keluarga dan lingkungan sekitarnya. Parah pokoknya. Tapi dengan kesabaran sang guru itu terus berusaha mendidik sang istri hingga akhirnya kesabaran Beliau berbuah manis. Bukan hanya sang istri yang berubah menjadi baik tapi perlahan lingkungan dan keluarganya pun ikut berubah. Bahkan anak-anak yang dihasilkan dari pernikahan itu tumbuh jadi pribadi-pribadi yang mengagumkan. Rata –rata jadi penghafal alquran, hmmm benar-benar luar biasa.
So buat yang masih sendiri  seperti saya, ada sebuah pertanyaan yang menggelitik. Di saat kita terus berbenah untuk menjadi pribadi yang lebih baik agar dapat jodoh yang baik. Kira-kira sanggup nggak ya kalo kebagian peran kayak contoh di atas?